Situs jejaring sosial seperti Friendster, Myspace atau Facebook adalah jalur tepat untuk mempunyai banyak teman di dunia maya. Kita bisa melihat foto dan data-data pribadi teman plus memberi komentar dan mengirimkan pesan. Tampaknya tren pertemanan seperti itu semakin diminati, seiring meningkatnya pengguna internet itu sendiri. Dari mulai anak SD, mahasiswa sampai orang tua kini mulai ramai mendatangi warung-warung internet. Mereka rela menghabiskan uang hanya untuk mempunyai account di friendster atau facebook saja.
Fenomena social networking di internet sebenarnya udah cukup lama ada hanya saja di Indonesia baru tahun-tahun belakangan mulai tumbuh dengan pesat seiring dengan makin terjangkaunya tarif koneksi internet dan (semoga) menjadi titik tolak kesadaran masyarakat akan teknologi informasi. Entah karena pada ikut-ikutan tokoh tertentu (latah) atau memang karena masyarakat udah benar-benar melek teknologi. Saat ini Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna situs Facebook tertinggi di Asia tenggara, keanggotaan tahun ini 645% lebih besar jika dibandingkan tahun 2008 (BBC Indonesia).
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa lepas dari peranan yang lain, baik itu sesama manusia maupun alam. Manusia akan terus mencari cara agar dapat berinteraksi secara luas. Letak geografis, perbedaan budaya tidak membuat manusia berhenti berinovasi untuk tetap bisa berinteraksi. Semakin hari teknologi informasi semakin berkembang pesat, dimulai dengan internet sebagai lahannya manusia menemukan cara baru berkomunikasi jarak jauh dan menciptakan penyajian informasi dengan mudah. Saat awal-awal berkembangnya teknologi internet, e-mail merupakan teknologi yang dirasakan sangat signifikan merubah cara orang-orang untuk berkorespondensi dan berinteraksi. Berikutnya dengan gelombang internet teknologi terdapat suatu fenomena yang cukup menarik, yaitu situs jejaring sosial (Social Networking Website).
Facebook juga bisa menjadi “teman” dalam konteks ekonomi. Facebook digunakan untuk tujuan akhir mendapatkan profit dengan cara-cara unik dan pantas. Fungsi ini adalah apa yang dilakukan oleh teman-teman Moof tadi. Walaupun di Indonesia bisnis online belumlah terlalu marak, bentuk bisnis yang dipublikasikan melalui Facebook ini adalah cara yang berpotensi marak di masa mendatang. Fungsi yang tidak kalah penting adalah sebagai gerakan politis. Seperti kita ketahui bersama, melalui Facebook telah lahir berbagai gerakan “perlawanan” politis masyarakat sipil yang diganggu oleh “penguasa” politik dan ekonomi. “Sejuta Facebookers untuk Bibit-Chandra” dan “Coin for Prita” adalah dua gerakan politis terbesar yang pernah muncul dengan menggunakan Facebook.
Memang Facebook bisa digunakan secara politis dalam konteks yang lain, yaitu untuk mendapatkan dukungan politik atau “menciptakan” lawan politik. Contohnya adalah thread yang banyak muncul pada Pemilu tahun kemarin, “Say No to…(tokoh politik tertentu), yang berfungsi mendeskreditkan tokoh tertentu. Walau begitu, fungsi politis yang seperti ini bukanlah yang utama. Fungsi politis yang utama adalah bagaimana Facebook digunakan oleh berbagai elemen masyarakat sipil untuk menghadapi penguasa yang dinilai lalai. Facebook di Indonesia jelas telah menjadi semacam media terbuka yang memberikan saluran baru untuk berpolitik bagi masyarakat.
Bila kita merujuk pada tipologi media atau teknologi baru Denis McQuail, kita bisa memasukkan Facebook ke dalam semua tipe, yaitu media komunikasi interpersonal, pencari informasi, permainan interaktif, dan partisipasi kolektif. Semuanya menyatu walau sangat mungkin pengguna Facebook lebih berfokus pada salah satu fungsi. Facebook sebagai media komunikasi interpersonal adalah bentuk yang utama. Melalui Facebook kita berkomunikasi dengan person lain secara langsung, terus menerus, dan relatif emosional. Tidak hanya fungsi chatting, memperbarui, dan catatan tentang sesuatu atau perasaan yang bisa dilacak, melainkan sebenarnya semua “jejak” seorang facebooker pada prinsipnya adalah sebentuk informasi yang dia kirimkan pada mitra komunikasi.
Media pencari informasi yang difungsikan melalui Facebook terlihat melalui banyak bentuk. Informasi, yang secara luas didefinisikan sebagai apa pun yang berguna untuk mengurangi ketidakpastian, dapat diamati pada akun Facebook kontak kita. Informasi yang dimaksud di sini tidak hanya yang nantinya diakumulasi menjadi pengetahuan, melainkan juga informasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Facebook sebagai media permainan interaktif juga merupakan fungsi yang semakin berkembang.
Dengan menggunakan Facebook, seorang pengakses bisa memainkan banyak game, terutama yang online dan melibatkan pihak lain. Dua dari game di Facebook yang paling terkenal adalah Mafia Wars dan Farmville. Keduanya mengasyikkan bukan hanya pada “bermain-main” itu sendiri, melainkan juga karena pengakses bisa memainkannya secara langsung dan bersama-sama.
Facebook juga merupakan brand community yang sangat familiar saat ini, hampir seluruh kalangan masyarakat mengenal dan bahkan menjadi anggota dari situs ini, sehingga tidak heran apabila banyak pihak yang berusaha meraup popularitas dan mencari keuntungan dari situs ini, seperti contohnya keberhasilan Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat karena ia berkampanye melalui akun Facebook yang ia miliki dengan cara membangun basis fund raising melalui Facebook. Berkaca kepada pengalaman pemilihan presiden AS tersebut, media alternatif seperti situs pribadi, portal video YouTube, portal jaringan Facebook, atau pesan layanan singkat memang sangat mempengaruhi pencitraan seorang kandidat. Kelompok yang paling terpengaruh dengan media alternatif itu adalah pemilih pemula yang relatif merupakan swingvoters (pemilih muda).
Pada Pemilu 2009 lalu, para bakal calon presiden di Indonesia juga tidak mau ketinggalan. Mereka semua memanfaatkan Facebook. Bagi pengguna Facebook, ketika masa kampanye tahun 2009 lalu pasti banyak nama-nama kandidat capres tersebut mondar-mandir di kolom ‘Teman yang Disarankan.’ Facebook dilirik mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang kembali mencalonkan diri maupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mempertahankan kursinya. Bakal calon presiden lain pun tak mau ketinggalan kereta. Sebut saja Wiranto, Amien Rais, Sutiyoso, Sultan Hamengku Buwono X, Prabowo Subianto, Hidayat Nur Wahid, dan Fadjroel Rachman.
Namun, penggunaan media Facebook sebagai media untuk mencari dukungan ini agaknya dirasa kurang bagi penduduk Indonesia, mengingat jumlah orang yang mengakses internet di Indonesia hanya sekitar 10,5% dari keseluruhan warga Indonesia, atau sekitar 25 juta orang. Dan ketika kita sudah meng-add mereka, jangan harap para kandidat capres itu bakal bersusah payah memutakhirkan data, mengisi wall atau menjawab berbagai pesan dari kita. Pastilah para kandidat capres memiliki tim Facebook yang kerjanya khusus mengelola situs tersebut. Anggota DPR pun banyak yang memiliki akun di Facebook. Bahkan, ada beberapa anggota legislatif yang setiap saat memutakhirkan informasi di Facebook, bahkan ketika sedang rapat seolah-olah hal itu menjadi pekerjaan utamanya.
Terakhir, Facebook sebagai media partisipasi kolektif, mungkin fungsi yang paling penting dan berdampak besar dalam kehidupan sosial dan politik sekarang ini. Banyak gerakan sosial yang dimunculkan melalui Facebook yang berdampak positif yang membantu banyak pihak. Individu-individu yang “terpisah” dan ingin berkontribusi secara sosial bisa difasilitasi melalui Facebook.Ada juga orang yang mendapatkan order karena maen-maen di Facebook. Dengan Facebook kita bisa memanfaatkannya sebagai lahan bisnis terutama dalam hal advertising (iklan),dengan kuatnya relasi karena dikunjungi oleh berjuta orang di dunia setiap harinya, sehingga penawaran bisnis terkadang menjadi lebih mudah.
Bukan hanya iklan yang menawarkan barang atau jasa saja yang mendapat banyak atensi dari pengguna situs, namun pengiklanan seseorang seperti calon pemimpin daerah, calon anggota dewan, bahkan calon presiden juga dilakukan melalui situs jejaring sosial. Juga aktivitas-aktivitas sosial seperti program Koin Untuk Prita dan Koin Cinta Bilqis. Pemerhati kasus-kasus kemanusiaan tersebut memanfaatkan situs jejaring sosial untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya.
Melalui situs social ini mereka mencari simpati masyarakat untuk mendukung apa yang ingin mereka sampaikan. Dukungan tersebut biasanya berbentuk akun group pada facebook, jadi setiap orang dapat memberikan komentar atau dukungannya dengan bebas. Menurut saya cara ini sangat efektif mengingat Indonesia merupakan salah satu Negara pengguna Facebook terbesar di dunia. Melalui Facebook otomatis berita yang ingin disampaikan dapat tersebar dengan luas dan tentunya mendapat perhatian dari public.
Respon dari masyarakat yang melihatnya tentunya menjadi semangat tersendiri bagi kelompok-kelompok yang membutuhkan dukungan tersebut. Seperti contohnya pada Kasus Koin Cinta Bilqis, dengan mereka gabung pada group ini saja, pihak Bilqis pasti merasa sangat senang karena mendapat dukungan moril yang luar biasa, dan itu menjadikan semangat tersendiri untuk lebih cepat menyembuhkan Bilqis dari penyakitnya. Namun terkadang group yang mendukung suatu pihak, pasti juga akan menjelekkan pihak lain, jadi semacam ada persaingan tidak sehat. Apapun itu bentuk dukungan social melalui Facebook, menurut saya sudah sangat pas pada tempatnya, asalkan dukungan dalam bentuk positif dan tidak menjelekkan pihak lain.
Ciska Permatasari (153080200) / C
Fenomena social networking di internet sebenarnya udah cukup lama ada hanya saja di Indonesia baru tahun-tahun belakangan mulai tumbuh dengan pesat seiring dengan makin terjangkaunya tarif koneksi internet dan (semoga) menjadi titik tolak kesadaran masyarakat akan teknologi informasi. Entah karena pada ikut-ikutan tokoh tertentu (latah) atau memang karena masyarakat udah benar-benar melek teknologi. Saat ini Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna situs Facebook tertinggi di Asia tenggara, keanggotaan tahun ini 645% lebih besar jika dibandingkan tahun 2008 (BBC Indonesia).
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa lepas dari peranan yang lain, baik itu sesama manusia maupun alam. Manusia akan terus mencari cara agar dapat berinteraksi secara luas. Letak geografis, perbedaan budaya tidak membuat manusia berhenti berinovasi untuk tetap bisa berinteraksi. Semakin hari teknologi informasi semakin berkembang pesat, dimulai dengan internet sebagai lahannya manusia menemukan cara baru berkomunikasi jarak jauh dan menciptakan penyajian informasi dengan mudah. Saat awal-awal berkembangnya teknologi internet, e-mail merupakan teknologi yang dirasakan sangat signifikan merubah cara orang-orang untuk berkorespondensi dan berinteraksi. Berikutnya dengan gelombang internet teknologi terdapat suatu fenomena yang cukup menarik, yaitu situs jejaring sosial (Social Networking Website).
Facebook juga bisa menjadi “teman” dalam konteks ekonomi. Facebook digunakan untuk tujuan akhir mendapatkan profit dengan cara-cara unik dan pantas. Fungsi ini adalah apa yang dilakukan oleh teman-teman Moof tadi. Walaupun di Indonesia bisnis online belumlah terlalu marak, bentuk bisnis yang dipublikasikan melalui Facebook ini adalah cara yang berpotensi marak di masa mendatang. Fungsi yang tidak kalah penting adalah sebagai gerakan politis. Seperti kita ketahui bersama, melalui Facebook telah lahir berbagai gerakan “perlawanan” politis masyarakat sipil yang diganggu oleh “penguasa” politik dan ekonomi. “Sejuta Facebookers untuk Bibit-Chandra” dan “Coin for Prita” adalah dua gerakan politis terbesar yang pernah muncul dengan menggunakan Facebook.
Memang Facebook bisa digunakan secara politis dalam konteks yang lain, yaitu untuk mendapatkan dukungan politik atau “menciptakan” lawan politik. Contohnya adalah thread yang banyak muncul pada Pemilu tahun kemarin, “Say No to…(tokoh politik tertentu), yang berfungsi mendeskreditkan tokoh tertentu. Walau begitu, fungsi politis yang seperti ini bukanlah yang utama. Fungsi politis yang utama adalah bagaimana Facebook digunakan oleh berbagai elemen masyarakat sipil untuk menghadapi penguasa yang dinilai lalai. Facebook di Indonesia jelas telah menjadi semacam media terbuka yang memberikan saluran baru untuk berpolitik bagi masyarakat.
Bila kita merujuk pada tipologi media atau teknologi baru Denis McQuail, kita bisa memasukkan Facebook ke dalam semua tipe, yaitu media komunikasi interpersonal, pencari informasi, permainan interaktif, dan partisipasi kolektif. Semuanya menyatu walau sangat mungkin pengguna Facebook lebih berfokus pada salah satu fungsi. Facebook sebagai media komunikasi interpersonal adalah bentuk yang utama. Melalui Facebook kita berkomunikasi dengan person lain secara langsung, terus menerus, dan relatif emosional. Tidak hanya fungsi chatting, memperbarui, dan catatan tentang sesuatu atau perasaan yang bisa dilacak, melainkan sebenarnya semua “jejak” seorang facebooker pada prinsipnya adalah sebentuk informasi yang dia kirimkan pada mitra komunikasi.
Media pencari informasi yang difungsikan melalui Facebook terlihat melalui banyak bentuk. Informasi, yang secara luas didefinisikan sebagai apa pun yang berguna untuk mengurangi ketidakpastian, dapat diamati pada akun Facebook kontak kita. Informasi yang dimaksud di sini tidak hanya yang nantinya diakumulasi menjadi pengetahuan, melainkan juga informasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Facebook sebagai media permainan interaktif juga merupakan fungsi yang semakin berkembang.
Dengan menggunakan Facebook, seorang pengakses bisa memainkan banyak game, terutama yang online dan melibatkan pihak lain. Dua dari game di Facebook yang paling terkenal adalah Mafia Wars dan Farmville. Keduanya mengasyikkan bukan hanya pada “bermain-main” itu sendiri, melainkan juga karena pengakses bisa memainkannya secara langsung dan bersama-sama.
Facebook juga merupakan brand community yang sangat familiar saat ini, hampir seluruh kalangan masyarakat mengenal dan bahkan menjadi anggota dari situs ini, sehingga tidak heran apabila banyak pihak yang berusaha meraup popularitas dan mencari keuntungan dari situs ini, seperti contohnya keberhasilan Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat karena ia berkampanye melalui akun Facebook yang ia miliki dengan cara membangun basis fund raising melalui Facebook. Berkaca kepada pengalaman pemilihan presiden AS tersebut, media alternatif seperti situs pribadi, portal video YouTube, portal jaringan Facebook, atau pesan layanan singkat memang sangat mempengaruhi pencitraan seorang kandidat. Kelompok yang paling terpengaruh dengan media alternatif itu adalah pemilih pemula yang relatif merupakan swingvoters (pemilih muda).
Pada Pemilu 2009 lalu, para bakal calon presiden di Indonesia juga tidak mau ketinggalan. Mereka semua memanfaatkan Facebook. Bagi pengguna Facebook, ketika masa kampanye tahun 2009 lalu pasti banyak nama-nama kandidat capres tersebut mondar-mandir di kolom ‘Teman yang Disarankan.’ Facebook dilirik mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang kembali mencalonkan diri maupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mempertahankan kursinya. Bakal calon presiden lain pun tak mau ketinggalan kereta. Sebut saja Wiranto, Amien Rais, Sutiyoso, Sultan Hamengku Buwono X, Prabowo Subianto, Hidayat Nur Wahid, dan Fadjroel Rachman.
Namun, penggunaan media Facebook sebagai media untuk mencari dukungan ini agaknya dirasa kurang bagi penduduk Indonesia, mengingat jumlah orang yang mengakses internet di Indonesia hanya sekitar 10,5% dari keseluruhan warga Indonesia, atau sekitar 25 juta orang. Dan ketika kita sudah meng-add mereka, jangan harap para kandidat capres itu bakal bersusah payah memutakhirkan data, mengisi wall atau menjawab berbagai pesan dari kita. Pastilah para kandidat capres memiliki tim Facebook yang kerjanya khusus mengelola situs tersebut. Anggota DPR pun banyak yang memiliki akun di Facebook. Bahkan, ada beberapa anggota legislatif yang setiap saat memutakhirkan informasi di Facebook, bahkan ketika sedang rapat seolah-olah hal itu menjadi pekerjaan utamanya.
Terakhir, Facebook sebagai media partisipasi kolektif, mungkin fungsi yang paling penting dan berdampak besar dalam kehidupan sosial dan politik sekarang ini. Banyak gerakan sosial yang dimunculkan melalui Facebook yang berdampak positif yang membantu banyak pihak. Individu-individu yang “terpisah” dan ingin berkontribusi secara sosial bisa difasilitasi melalui Facebook.Ada juga orang yang mendapatkan order karena maen-maen di Facebook. Dengan Facebook kita bisa memanfaatkannya sebagai lahan bisnis terutama dalam hal advertising (iklan),dengan kuatnya relasi karena dikunjungi oleh berjuta orang di dunia setiap harinya, sehingga penawaran bisnis terkadang menjadi lebih mudah.
Bukan hanya iklan yang menawarkan barang atau jasa saja yang mendapat banyak atensi dari pengguna situs, namun pengiklanan seseorang seperti calon pemimpin daerah, calon anggota dewan, bahkan calon presiden juga dilakukan melalui situs jejaring sosial. Juga aktivitas-aktivitas sosial seperti program Koin Untuk Prita dan Koin Cinta Bilqis. Pemerhati kasus-kasus kemanusiaan tersebut memanfaatkan situs jejaring sosial untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya.
Melalui situs social ini mereka mencari simpati masyarakat untuk mendukung apa yang ingin mereka sampaikan. Dukungan tersebut biasanya berbentuk akun group pada facebook, jadi setiap orang dapat memberikan komentar atau dukungannya dengan bebas. Menurut saya cara ini sangat efektif mengingat Indonesia merupakan salah satu Negara pengguna Facebook terbesar di dunia. Melalui Facebook otomatis berita yang ingin disampaikan dapat tersebar dengan luas dan tentunya mendapat perhatian dari public.
Respon dari masyarakat yang melihatnya tentunya menjadi semangat tersendiri bagi kelompok-kelompok yang membutuhkan dukungan tersebut. Seperti contohnya pada Kasus Koin Cinta Bilqis, dengan mereka gabung pada group ini saja, pihak Bilqis pasti merasa sangat senang karena mendapat dukungan moril yang luar biasa, dan itu menjadikan semangat tersendiri untuk lebih cepat menyembuhkan Bilqis dari penyakitnya. Namun terkadang group yang mendukung suatu pihak, pasti juga akan menjelekkan pihak lain, jadi semacam ada persaingan tidak sehat. Apapun itu bentuk dukungan social melalui Facebook, menurut saya sudah sangat pas pada tempatnya, asalkan dukungan dalam bentuk positif dan tidak menjelekkan pihak lain.
Ciska Permatasari (153080200) / C
0 Response to "Dunia Maya untuk Mendapat Dukungan Sosial"
Posting Komentar